Entri Populer

Rabu, 11 Agustus 2010

bulan sabit

terbit di kala senja memerah,
jauhnya tak terhingga,
indahnya tiada terkira.

tak ada yang bisa terkata,
kala mata hanya bisa menerka,
apa gerangan yang bisa kuraba,
jemariku tak sangup
menggapainya.

bulan sabit,
hendak kugalah dengan rasaku,
jika bisa kupetik sinarnya,
ingin kusandingkan dengan
kejora.

impian biarlah tetap impian,
manakala ambisi telah pergi,
menyisakan kedamaian,
yang mengendap di dasar hati.

bulan sabit,
kesunyian ini milikmu,
yang kau sematkan di awang awang,
dan kucuri di kala kau terlupa.

kau gading yang tak retak,
walau dianggap hiasan gagu,
tak pernah ragu kau bertugas,
menjadi lukisan di kanvas hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.