Entri Populer

Sabtu, 25 September 2010

perjuangan hidup penuh dosa

ingin sekali kubunuh diriku
(tapi bukan bunuh diri)
membunuh diriku yaitu diriku yang
membunuh aku
akan kucabik mereka yang ada didalam
diriku
yaitu diriku yang berkhianat

ketika pedang menusuk hati
air mata yang terurai
ketika hati membusuk
lidah kelu tak berdawai

ku membaca
tapi seperti buta
ku mendengar
tapi seperti tuli
ku merasakan
tapi seperti terasa beku membatu

LALU JALAN APA
JALAN YANG HAUS DI TEMPUH
LALU JALAN MANA
JALAN YANG DIPILIH

senandung lirih angin malam
tatapan bulan begitu sipit
seluruh hati mulai tunduk
tertegun melihat Hati Nurani

ku duduk di persimpangan Jurang
ku tatap kepala pedang disapingku
ku cabut dengan perlahan
ku lihat penuh dengan karat

anjing liar didepan ku
ku diam tanpa suara
aku bingung dengan apa
ku harus melawannya

teringat lampau
pedang ini sangat mengkilau
teringat masa itu
pedang ini sangat tajam

lalu apa yang harus ku lakukan
tidak ada daya dan upaya
lewat mata ku tatap mata ku
terenyuh lewat mimpi ku memanggil
namaMu

aku tercabik
aku terluka
aku tergores sampai tulang sumsum ku
aku terhempas tak berdaya

pedang ku patah
melawan taring anjink liar itu
pedang ku jatuh disamping tubuh ku
melawati hari itu penuh dengan darah

anjing itu memalingkan wajahnya
menatap ku dengan tajam
anjing itu pergi
melolong seperti tertawa

aku terkapar
aku coba bangkit dari luka ku
aku bertumpuh pada pedang ku yang
patah
aku angkat setengah tubuh ku
aKu menatap langit hitam yang berkilauan

ku rasakan air mata dipipiku
jatuh dari langit
ku rasakan setiap tetes
juga di lidah ku

baru kusadar aku kehilangan
pedang ku patah
baru kurasakan
patahan itu jatuh kejurang

hari berganti hari
ku jalani hidupku dengan pedang patahku
hari demi hari
ku coba untuk MENGASAH pedang patahku
hari terus bergulir
ku bertahan hidup dengan pedang patahku

ku duduk dipersimpangan jurang
ku tatap kepala pedang didada ku
ku cabut dengan perlahan
ku lihat sangat tajam dan megkilau

anjing liar didepan ku
ku bersuara dengan tegas namun pelan
aku tidak meragukan-MU
ku harus melawannya

aku tergores
ia terluka
aku terluka
ia tercabik

ku palingkan wajah ku
menatap anjing liar itu dengan senyuman
ku dekati anjing liar itu
menguburnya dalam-dalam

ku rasakan udara segar
menerpa wajahku dari BARAT
ku rasakan setiap hembusan
memasuki paru paru ku

baru kusadar ku kehilangan
tapi tidak semua
baru kurasakan
tapi aku masih punya pedang

hari berganti hari
ku lewati dengan pedang ku
hari demi hari
ku nikmati hidup ini
hari terus bergulir
ku jalani hidupku penuh dengan ARTI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.