Entri Populer

Rabu, 17 November 2010

ALAMKU

kala senja itu tenang dan damaikan kalbu
berbisik memanggilku untuk kembali
dalam gelap menggapai untuk bermimpi

ketika pagi bangunkan aku
dengan secerah mentari pagi
berikan kehangatan lindungi diriku
dari menusuknya embun pagi

akankah esok dapat ku lihat lagi
lukisan indah seperti ini
andai semua mampu mengerti
andai semua mampu pahami

alamku takkan terluka
alamku takkan murka
alamku takkan hilang dan mati

Kamis, 11 November 2010

KATANYA.....................?............

katanya kalian adalah tanganNya untuk kami
nyatanya kalian hanya panjang tangan
malang melintang di hutan kami
menebar benci dan dengki

katanya ajaran yang di amanatkan kepada kalian adalah cinta kasih
nyatanya sekedar cinta pada diri yang tak terkendali
katanya kalian pencinta alam
nyatanya sekedar suka bercinta dengan alam

dari kami kalian berasal
tapi kami asing dengan kalian
kalian toreh kulit kayu dan batu kami
"hanya tuk sekedar nama-nama kecil"

jinjinglah terompahmu
injaklah kaki di batu-batu kecil kami yang memberi refleksi
berwudhu'lah di air kami
basuh mukamu sepuas syukurmu

syukur jauh dari sekedar memuji-Nya
syukur jauh dari sekedar menikmati
makanlah dengan tangan telanjang di tepi kolam kami
bersama teratai,capung,burung,katak dan burung-burung kami
bersatulah dengan kami

binalah tempat berpijakmu ini
niscaya akan kami mintakan kepadaNya
pemilik jagad ini
"tuk meneguhkan kedudukanmu dimuka bumi"

sampai suatu saat,
kami kehilangan dari pandanganmu
karena kami hanya segelintir ayat-Nya
di jagad-Nya yang luas ini

Sabtu, 06 November 2010

MERAPI

sejukmu,
heningmu,
kesahajaanmu,
selalu menyita rinduku.

tiada jumawa,
walau perkasa,
hangat menyambut,
para perindu kedamaian.

murkamu,
membawa pilu,
ada air mata di sana,
ada pula dukaku di sini.

kembalilah sejukmu,
kembalilah heningmu,
kembalilah sahajamu,
jangan murka lagi, Merapi.

Senin, 01 November 2010

MERAPI

kemaren kau
menggeliat hebat
mencoba mengeluarkan isi perutmu
yang telah penuh
getaranmu
menggetarkan semuanya

bahkan isi dada ini
mulutku yang biasa berteriak pongah
kini terdiam seribu bahasa
dan yang tersisa hanya
do'a yang berkepanjangan

ku tahu
kau hanya melakukan
takdir yang harus kau jalani
untuk tetap menjaga
bumi ini berdiri tegak
menjadikan tanah tempat ku berpijak
dapat ditumbuhi lagi

walu
itu buatku terpuruk
dan berlari ketakukan
melihat langit malam gelap
penuh debumu
mendengar teriakanmu yang
memekakkan telinga

kini
banyak kudengar
alunan do'a memuji kebesaran-NYA
karenamu
kulihat banyat hati melembut
dan menyatu
yang biasa bercerai berai
karna kepentingan

yang tersisa
dari semuanya
akan buatku bangkit
untuk meneruskan langkah hidup
yang belum usai dijalani