Entri Populer

Rabu, 27 Oktober 2010

PRAY FOR INDONESA

merapi
sebuah upeti
ataukah ilusi peti mati
berharap pada janji yg melukai

merapi
tak pernah cukup sekali
kau vonis mati kami
demi sebuah ke akuan diri

inikah harga yg pantas kami bayar
inikah mahar
sebuah janji surgawi yg berkobar kobar


mentawai
di dasar dada, jantung laut berdetak,
menghitung saat maut, gemetar ombak

mengukur pantai yang semakin jarak,
juga permukaan yang tak tertebak

"kau koral di palung laut," kataku.

"Ya, seberapa dalam kau berani menyelam,
menemukan aku sebagai kekal cahaya?" katamu.

padahal akulah pari hantu. mengibas sirip,
mendekap, dalam dengus gelap, berburu waktu:

liar birahi laut, kutemukan dalam tubuhmu.

Sabtu, 23 Oktober 2010

ROMANSA SCANGKIR KOPI


etelah ku sedu segala pahit manis

pekatnya kehidupan dalam anganmu

aku pun semakin pasti dan mengerti

begitu kamu menjanjikan arah masa



jinakkan muara lelah di benak

cemari kisah nan tak jua pernah selesai

lindungi ingatan dari seluruh kisah kelu

satukan tiap keberadaan penuh syukur



setelah ku teguk hangatmu dari setiap puja

penuh sajian rindu langkah berjuta harap

sibak berkas berkas sinar matahari nan kusut

gambarkan keseluruhan rupamu penuh sungguh



kau memasung ketelanjanganku

menyimpan benih benih kenangan

lalu perlahan munculkan tunas

di kepala menari di lembaran waktu



bersamamu kunikmati pagi dan malam

terbitkan 99 namamu di setiap simpang

dirikan keseluruhan tanda keagunganmu

di tiap rak buku dan lemari makan



aku mencintaimu penuh sungguh

mau kah bercinta denganku

buat aku merasa muda

untuk selalu siap jatuh cinta

KEBERADAANMU


kau yang duduk di singgasana tahta negri ini
bersenandung dari balik janji manies nan puitis
keberadaanmu tak sanggup obati luka kami lagi
kakimu lumpuh oleh kekuasaan yang mengikat

kau yang berpidato penuh wibawa dan gagah di sana
menjabarkan tentang jati diri dan gemilang kekuasaan
pidatomu tak sanggup lagi cerahkan ingatan kami
penuh dikacaukan oleh harga sembako dan berita di TV

kau yang sibuk mengkampanyekan wajah di jalanan
memajang potret dan mengemas diri penuh pesona
harga dirimu di koran koran tak mampu mengisi lapar
mengeja rupiah yang tak mampu membayar keringat

di mana mana darah dan air mata tumpah berlinang pilu
keluh zaman tak pernah habis menghisap waktu kami
kami yang tak mampu jadi fikiran tuk kau pertimbangkan
terus saja kau bungkam dengan kepiawaia dan orasimu

di sini terlihat keprihatinan kau lupakan
anak anak mereguk asap racun televisi, internet, dan game
lalu menyemburkannya di tempat bermain, sekolah dan mimpi
lalu semuanya begitu biasa, jadikan miris sebagaia kehebatan

betapa menyedihkan hadir di negrei ini tanpa kesempatan
tuk turun dikeramaian mimpi terhalang oleh dolar dan kuasa
begitu menyedihkan melihatmu masih percaya diri bermimpi
dengan berceloteha, mengemas janji, memamerkan citra diri

begitu lama aku berjalan dengan membawa doa ibu di punggungku
menjaga pesan air susunya tuk membayar kesedihannya di sini
lintasi jalan yang penuh gumpalan mendung dan hujan di hadapan
mengerat bukit, menembus awangelap yang kau cemari

wahai kau yang duduk di kursi EMPUK, yang terus berpidato
wahai kau yang terlalu sibuk mengemas diri dari kampanye MANDUL
pulanglah kepangkuan doa ibu tuk menjemput pesan TUHAN nan damai
jadikanlah kami catatan yang selalu kau bawa dalam ingatanmu

hingga kau begitu pantas untuk kami kenang dalam DOA
doa yang menjadikan keberadaanmu dan kami

Sabtu, 09 Oktober 2010

MENANTI MAWAR ABADI


musim berganti kembang bersemi
terlihat indah di jambangan hati
tak kan pernah jemari ini memetik setangkai wangi
...hingga kau tertunduk layu mengering mati

semerbakmu iringi aku yang menjadi embun pagi
tetes demi tetes ...,perkelopakmu terbasahi
terpancar mewarni ketika ku menjelma mentari
kembang putikmu kan selalu ku sinari menyapu pagi

selalu ada mekar pada setiap kembang sejati
walaupun layu kau kan terus tumbuh berganti
ada setia wangi pada aroma bunga pengganti
menabur harum pada taman jiwa yang mati

biarkan aku menjadi daun pada tangkaimu yang berduri,
ikhlasku...,tekadkan hati niatkan nurani
menunggu kembang kuncupmu mekar kembali
dan selalu berseri pada setiap musim di dunia ini...

Jumat, 01 Oktober 2010

TINGGAL KENANGAN (hutanku)

gelapnya hutan dirangkul malam
tak lah bulan membiarkan
cahayanya menyelinap diketiak dedaunan
remang temaram penuh keromantisan

teduh syahdu mendamaikan
burung, jangkrik, kumbang menyatukan
merdu dialunan nada
sungguh tiada meresahkan
penuh tentram hingga fajar menerangkan

namun kicauan riang tiba-tiba tergantikan
hiruk pikuk penuh ketakutan
segenap penghuni berlarian
derap langkah datang penuh keserakahan
nembuat hutanku bak neraka jahanam

asap hitam membumbung ke ketinggian
menghancurkan kehidupan dalam hitungan
jam

hutanku kini tinggal kenangan
kabut menyeruak ke pemukiman
menyusup lunak ke rongga pernafasan
mata merah hambat penglihatan

hutanku hilang
tanahnya lekang
kemarau datang kabut tersandingkan
hujan tiba rakyat kebanjiran

sampai kapankah ini kan dibiarkan..?