Entri Populer

Rabu, 28 Juli 2010

purnama merindu

purnama yang mengapung di rangka langit
malam ini
seperti bercerita
tentang sebuah kehilangan yang pedih
dan jejak-jejak luka yang tertinggal
pada sepanjang bias cahaya lembutnya

purnama yang menggigil di kelam malam
adalah pilu kegetiran yang kau sematkan
pelan-pelan
pada rerumputan pekarangan
dimana embun dini hari
menyesapnya dalam-dalam, lalu
membawanya pergi
seiring terik mentari esok pagi

purnama yang menangis terisak di pucuk
malam ini
mengantar segala nyanyian duka dan
airmatamu
mengalir di sepanjang sungai kenangan
menuju muara yang jauh
dimana, katamu dengan lidah kelu,

“ Aku tak tahu, apakah disana segalanya
kelak
menjadi hangat mendamaikan
atau malah menjadi hangus tak bersisa”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.