Entri Populer

Selasa, 27 Juli 2010

alasan mengapa seorang lakilaki menangis

Seperti halnya manusia normal,laki-laki
juga dapat mengungkapkan emosi
sedihnya dengan menangis, banyak alasan
yang membuat mreka seperti itu..
kaya dibawah ini gan cntohnya...

Sosok pria sebagai seorang ayah, ia akan
menangis,sedih,atau kecewa jika:

* Ada pria lain, selain dirinya, di hati istri
yang amat dicintainya.
* Ia ditinggalkan sendirian oleh anak dan
istrinya.
* Ia tidak pernah dianggap ada oleh
keluarganya.
* Kedatangannya disambut dengan
omelan, berbagai macam pertanyaan
penuh kecurigaan, atau muka masam dari
istri dan atau anak2nya.
* Istrinya diketahui selingkuh atau “ada
main” dengan pria lain.
* Ia tidak mampu memberikan uang jajan
untuk putra/i yg dicintainya.
* Ia tidak mampu memberikan atau
membelikan yg terbaik untuk istri dan
anak2nya.
* Ia masih tergantung dgn orang tuanya,
terutama dalam segi materi.
* Ia teringat dgn masa lalunya yg begitu
menyenangkan,dan sekarang ia merasa
begitu menderita.
* Jika masa lalunya begitu kelabu,ia akan
menyesalinya mengapa ia seperti itu.
* Ia dimasukkan oleh anak-anaknya ke
panti jompo setelah ia tidak lagi mampu
berbuat apa-apa.
* Ia dibantah anak-anaknya dengan cara
yang begitu kasar.
* Anak2nya yang dibesarkan dengan penuh
kasih sayang membencinya ketika mereka
(beranjak) dewasa.
* Anak2nya menjadi
pembangkang,nakal,bandel,sulit diatur.
Intinya adalah anak-anaknya menjadi
orang yang kurang/tidak cerdas baik dari
segi IQ,EQ,SQ, maupun AQ.
* Anak2nya hanya mau hartanya saat ia
ada, bahkan sampai berebut warisannya
setelah ia tiada.

Sosok pria sebagai seorang anak, balita,
anak kecil, atau remaja ia akan menangis,
bersedih,berduka,atau kecewa jika:

* Kehadirannya di dunia ini ternyata tidak
dikehendaki oleh orang tuanya.
* Ia dikatakan sebagai anak haram, anak
durhaka, anak yang tak tahu balas budi,
anak kurang ajar, anak yang tak tahu
berterimakasih, dan sebutan lainnya yang
tak pantas.
* Ia tidak dibelikan mainan atau sesuatu
yang diinginkannya.
* Ia merasa haus.
* Ia merasa lapar.
* Ia merasa atau melihat orang tuanya
tidak harmonis, sering cekcok, sering
bertengkar.
* Ia dijauhkan dari sesuatu (baik barang,
benda, mainan, maupun eseorang) yang
disukai atau dicintainya.
* Ia merasa kemauan/keinginannya tidak
dipenuhi oleh orang tuanya.
* Ia dimarahi, terutama hanya gara-gara
masalah kecil/sepele.
* Ia dibentak-bentak.
* Ia terlalu dibatasi dan dikekang.
* Ia dilarang bergaul dengan lawan jenis,
hanya karena alasan takut dengan
pergaulan bebas. Solusinya: orang tua
memberitahu cara-cara bergaul yang
agamis dan dinamis.
* Ia dilarang melakukan sesuatu dengan
alasan kasihan atau sayang. Sering kita
mendengar orang tua berkata, “Melarang
itu berarti tanda sayang.” Tidak dalam
semua hal ungkapan ini benar.
* Ia tahu orang tuanya terlilit hutang, atau
ada masalah yang tak mudah untuk
dipecahkan.
* Ia tahu orang tuanya terlibat dalam
masalah kriminal.
* Ia dipaksa menikah, atau dijodohkan
orang tuanya dengan seorang gadis yang
tidak dicintainya, atau dijodohkan dengan
seorang wanita demi memenuhi ambisi,
keinginan, kemauan orang tuanya,
misalnya: mempertahankan kerajaan bisnis
keluarga, demi reputasi-popularitas, demi
kekayaan dan kejayaan, dsb.

Sosok pria sebagai seorang kekasih, ia akan
menangis, atau setidaknya terluka, kecewa,
bersedih hati, jika:

* Ia tidak bisa membahagiakan wanita
yang dikasihinya.
* Kehadirannya sama seperti ketiadaannya.
* Ia tidak bisa membuat wanita yang
disayanginya tersenyum bahagia dan
wajahnya berbinar ceria.
* Wanita yang dicintainya (ternyata) tidak
mencintainya dengan sepenuh hati, atau
hanya mencintainya dengan separuh hati.
* Kekasihnya berpaling ke lain hati, mencari
kehangatan lelaki lain, mencari pelukan
lelaki lain.
* Wanita yang dipujanya (diam-diam)
mengagumi, memuji-muji, memuja
kelebihan cowok lain, terlebih di depan
matanya sendiri, lalu memandang rendah
dirinya.
* Wanita idaman hatinya hanya mencintai
hanya saat memerlukannya, jika tidak
sedang butuh … wanita itu berpaling ke pria
lain.
* Ia melihat wanita yang dikasihinya
sedang bermesraan, bergandengan tangan,
berciuman, dan/atau berselingkuh dengan
pria lain.
* Ia dibanding-bandingkan dengan pria
lain, terutama dalam masalah status,
pekerjaan, dan … uang (harta).
* Ia merasa dikhianati oleh wanita yang
begitu dikaguminya dikasihinya,
disayanginya, dan dicintainya.
* Ia ditinggalkan, dicampakkan,
ditelantarkan, atau ditinggal pergi begitu
saja, diputuskan secara sepihak oleh wanita
yang amat dicintainya.
* Ia (merasa) dicintai oleh wanita yang
salah, pada saat yang salah (di waktu yang
tidak tepat), dan di tempat yang salah.
* Ia setia, namun kekasihnya tak setia.
* Cinta wanita kepadanya dihiasi dengan
kepalsuan.
Setelah semuanya tiada, pria itu
ditinggalkan begitu saja.
* Cinta wanita kepadanya dibingkai dengan
kehampaan.
* Ia terlalu dikekang atau diatur oleh
kekasihnya.
* Ia harus selalu menuruti atau
membenarkan semua kemauan, keinginan,
saran, nasihat, pendapat dari wanita yang
amat dicintainya.
* Wanita yang disayanginya berubah
menjadi baik hanya jika “ada maunya”.
* Ia melihat wanita yang amat dicintainya
sedang menangis atau bersedih hati.
* Ia tidak bisa membantu wanita yang
dikasihinya saat wanita tersebut benar-
benar memerlukan pertolongannya.

Sosok pria sebagai seorang pelajar/
mahasiswa ia akan menangis, kecewa, dan/
atau bersedih hati jika:

* Ia dipaksa masuk ke jurusan yang
sebenarnya kurang/tidak disukainya.
Contoh kasus: orang tuanya ingin agar ia
jadi dokter, sehingga ia dimasukkan ke
fakultas kedokteran. Padahal sebenarnya ia
ingin menjadi pebisnis yang hebat.
* Ia tidak lulus ujian.
* Ia gagal diterima di sekolah pilihannya.
* Ia dikatakan atau dianggap bodoh oleh
guru/dosen atau teman-temannya.
* Ia tidak diterima di dalam pergaulan
dengan teman sebayanya.
* Ia dilarang tahu banyak hal oleh guru/
dosennya, atau dikatakan belum saatnya
kamu tahu tentang hal ini, padahal
sebenarnya ia ingin menjadi ahli dalam hal
itu.
* Ia seorang pelajar/mahasiswa yang
berprestasi dan berbakat, namun kurang/
tidak didukung oleh sarana-prasarana dan
fasilitas yang memadai.
* Pemikiran atau pendapatnya (yang telah
sesuai dengan berbagai literatur terbaru
dan terpercaya) disalahkan, tidak diterima,
diacuhkan begitu saja hanya gara-gara ia
belum senior, masih belum bergelar, dsb.
* Karya tulisnya diplagiat (dijiplak, ditiru
seluruhnya, di-copy paste) oleh orang lain.
* Ia dianggap orang yang aneh dan unik
hanya gara-gara perilakunya, perkataanya,
pemikirannya, pendapatnya aneh dan unik
juga.

Sosok pria sebagai seorang pemuka/tokoh
agama ia akan menangis, kecewa, dan/atau
bersedih hati jika:

* Dirinya sendiri ternyata jauh dari Allah,
atau belum sepenuhnya menjalankan
perintah agama yang dianutnya.
* Putra/putrinya sulit diatur, sukar
dinasihati, tidak bersikap sesuai ajaran
agama.
* Ia melihat umatnya bergelimang di dalam
dosa dan kemaksiatan.
* Ia tidak bisa membuat jamaah/
gembalanya menjadi lebih baik dan lebih
tercerahkan hidupnya.
* Ayat-ayat kitab suci tidak diaplikasikan di
dalam kehidupan sehari-hari.
* Tempat ibadah hanya sebagai simbol
atau pelengkap, tidak dimakmurkan, tidak
digunakan, dan tidak dimaksimalkan
fungsinya.
* Ibadah hanya dilakukan sebatas ritual
atau seremoni rutin belaka.
* Banyak orang yang melakukan kejahatan
atas nama agama dan Tuhan.
* Banyak orang yang saling membenci,
bermusuhan, bertikai, membeda-bedakan
hanya karena berbeda agama.
* Agama (termasuk ayat-ayat dari kitab
suci) hanya digunakan sebagai topeng,
kedok, atau senjata yang memudahkan
atau memuluskan jalan untuk mencari
popularitas/uang, meraih jabatan,
melangsungkan pernikahan,
melanggengkan bisnis, dan semata demi
kepentingan duniawi.
* Agama dipisahkan dari kehidupan sehari-
hari. Inilah yang mengakibatkan
berkembangnya paham sekuler dan
hedonisme.
* Ada orang yang mengaku sebagai orang
suci, utusan Tuhan, atau Nabi.
* Ada orang yang menjual diri demi sesuap
nasi.
* Ada orang yang rela menukar keyakinan
agamanya demi memperoleh kesenangan/
nikmat duniawi.
* Ada orang yang tidak beragama, atau
tidak yakin sepenuhnya kepada (kasih
sayang) Allah.

Sosok pria sebagai seorang sahabat sejati,
ia akan menangis, bersedih hati, terluka,
atau kecewa jika:

* Dikhianati, terutama oleh orang-orang
terdekatnya.
* Dimanfaatkan oleh siapapun dalam
bentuk apapun.
* Tidak ada seorangpun yang menolongnya
saat ia memerlukan bantuan.
* Diputuskan, diasingkan, dikucilkan dari
pergaulan tanpa sebab atau alasan yang
jelas.
* Difitnah secara keji, terutama oleh orang
yang selama ini dipercayainya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.