merapi
sebuah upeti
ataukah ilusi peti mati
berharap pada janji yg melukai
merapi
tak pernah cukup sekali
kau vonis mati kami
demi sebuah ke akuan diri
inikah harga yg pantas kami bayar
inikah mahar
sebuah janji surgawi yg berkobar kobar
mentawai
di dasar dada, jantung laut berdetak,
menghitung saat maut, gemetar ombak
mengukur pantai yang semakin jarak,
juga permukaan yang tak tertebak
"kau koral di palung laut," kataku.
"Ya, seberapa dalam kau berani menyelam,
menemukan aku sebagai kekal cahaya?" katamu.
padahal akulah pari hantu. mengibas sirip,
mendekap, dalam dengus gelap, berburu waktu:
liar birahi laut, kutemukan dalam tubuhmu.
Entri Populer
-
ingin sekali kubunuh diriku (tapi bukan bunuh diri) membunuh diriku yaitu diriku yang membunuh aku akan kucabik mereka yang ada didalam diri...
-
mesra mencinta mulai menghilang makna mengasihi musnah memalingkan muka menatap maya menggauli malam merengkuh maksiat mengucap mantra menya...
-
di sebuah malam yang hening dan meresap di kalbu ada peristiwa cahaya yang mesti di jaga ya Allah... telah KAU utus.. JibrilMU,menemui Rasul...
-
ketika pagi telah menjulang kulihat sang mentari bersinar dengan seyuman indah di wajahnya ketika ku coba melangkah dihari ku yang kelam kul...
-
sebelum senja tiba biarkan angin berlalu di sela pepohonan nan merdu membawa angin masa lalu sebelum senja tiba biarkan awan berkelana memba...
-
kusimpan kangen ini kusimpan. tapi aq tak bisa tak bisa tak membuka dan kubuka hati membaca tanda atas status tertera barangkali hanya kata ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.